TopMenu

Jumat, 18 Desember 2020

Pengalaman Ke Rumah Sakit Saat Pandemi

Pengalaman ke Rumah Sakit Saat Pandemi - Tanggal 17 Desember kemarin itu jadwal kontrol saya ke dokter jantung di salah satu Rumah Sakit besar di Bandung. Dari pagi udah siap-siap, supaya ngga kelamaan di sana. Karena harus antri obat juga. Namanya juga Rumah Sakit rujukan se Jawa Barat, pasiennya pasti banyak kan. Tapi pelayanan Rumah Sakit ini memang sudah jauh berubah dibandingkan lima tahun lalu ketika saya pertama kali harus bolak balik ke sini. Sekarang daftarnya sudah bisa online. Malah kalau yang rutin seperti saya, bisa daftar untuk bulan berikutnya saat kontrol di bulan ini. 

Lanjut cerita kemarin, maksud hati berangkat pagi. Apa daya ban motor bocor di jalan. Memang disuruh menikmati jalanan Bandung pagi hari bersama suami kali ya. Jadi aja jalan kaki sambil nyari tukang tambal ban. Anggap aja olah raga, hehehe. Alhamdulillah, jalanannya masih banyak pohon rindang dan ngga lama ketemu tukang tambal ban yang udah buka. Lumayanlah, selama setengah jam ngeliatin kendaraan lalu lalang sambil nungguin urusan ban beres. 

Seperti lengang, padahal rame banget ini

Sebenarnya, bolak balik ke Rumah Sakit saat pandemi itu bikin deg-degan. Selalu ada rasa was-was, ditambah lagi ada penyakit penyerta di badan saya. Apalagi bulan ini, yang mana pasiennya bertambah banyak. Kota Bandung dan Kabupaten Bandung  Barat tempat saya tinggalpun menjadi zona merah. Kota Bandungpun memberlakukan PSBB lagi terutama di malam hari. Tapi meski dikata pandemi, jalanan Bandung tetap ramai. Ya mungkin memang perlu keluar rumah untuk hal-hal penting. Meski banyak juga sih yang jalan-jalan. Terlihat dari banyaknya kendaraan di parkiran tempat wisata. Doakan saja mereka semua sehat, supaya kita sehat juga. Dipakai berpikir positif sajalah.

Karena dapat info makin bertambahnya pasien Covid di Rumah Sakit yang saya tuju, bahkan beberapa gedungnya sudah diisolasi untuk menampung mereka, saya yang biasanya cuma pakai masker aja, jadi dobel pakai faceshield. Suami yang mengantar jadi pakai dua masker. Duduk menunggupun cari barisan bangku yang ngga banyak orang. Alhamdulillah, Rumah Sakit ini cukup ketat untuk urusan protokol kesehatan. Satu pasien hanya boleh ditemani satu orang. Jadi suasana di dalam gedung tidak terlalu ramai dibandingkan seperti sebelum pandemi. Sempat saya lihat juga, ada petugas mengingatkan pengunjung untuk makan/ngemil di luar gedung. Karena di dalam gedung tetap harus pakai masker.

Alhamdulillah sesampainya di Rumah Sakit, tidak menunggu terlalu lama, sayapun dipanggil masuk ke ruang praktek dokter. Ada satu tambahan obat buat saya karena dada kadang terasa clekit-clekit. Sempat tanya ke dokter dan bagian farmasi, apa fungsi obat itu. Masih belum puas dengan jawaban mereka tapi ngga mau berlama-lama di dalam Rumah Sakit, akhirnya cari informasi lewat Google. Untuk obat yang saya maksud, di halaman pertama dan paling atas ketemunya halaman halodoc. Lengkap juga informasinya dan bisa beli di sana kalau obatnya habis. Bisa jadi salah satu referensi kalau saya perlu beli obat online. Karena memang, ada beberapa obat jantung yang tidak sepenuhnya dicover BPJS. Hanya untuk 7 hari selama 1 bulan, sementara saya harus minum obat itu setiap hari. Mau ngga mau harus beli sendiri. Pandemi bikin malas keluar rumah kalau tidak terpaksa, salah satu jalan keluarnya ya beli online. Termasuk beli obat.

Dengan kondisi kayak gini, berharap banget uji klinis tahap akhir vaksin corona yang sudah ada itu cepat beres. Vaksin yang aman, yang ngga memberi efek samping. Vaksin memang bukan obat, tapi setidaknya bisa memberi kekebalan terhadap tubuh kita. Bukan berarti juga jika nanti sudah ada vaksin lalu kita lupa dengan protokol kesehatan yang ada. Yuk ah terus menjaga kesehatan diri sendiri juga kesehatan orang-orang sekeliling terutama di saat pandemi seperti sekarang.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar