TopMenu

Jumat, 08 Januari 2016

BPJS Kesehatan Untuk Operasi Bypass Jantung

BPJS Kesehatan untuk operasi bypass jantung - Operasi ini memang memakan biaya yang tidak sedikit. Tapi dokter-dokter yang merawat saya menyarankan untuk memakai BPJS Kesehatan yang mana saya terdaftar di dalamnya. Para dokterpun meyakinkan saya serta suami, semua biaya akan di tanggung oleh BPJS Kesehatan ini. Sebelumnya, saat rawat inap di RS Al Islam selama 5 hari di akhir bulan Agustus lalupun, sepenuhnya di tanggung BPJS Kesehatan. Termasuk biaya Angiografi yang sampai belasan juta.


Saya memakai BPJS Kesehatan dari kantor suami. Kita harus tahu memakai BPJS yang iurannya dibayar sendiri atau dari kantor. Karena nanti pasti ditanya oleh petugas di Rumah Sakit untuk mengisi formulir tertentu. Yang iurannya dibayar sendiri, istilahnya adalah BPJS Mandiri. Sementara yang dari kantor, saya lupa istilahnya. Pokoknya setiap ditanya, saya selalu jawab, BPJS yang dibayari oleh kantor suami.

Langsung saja ya, ini langkah-langkah penggunaan BPJS Kesehatan untuk operasi bypass jantung. Semuanya adalalah pengalaman pribadi dari mulai klinik Sespim Polri (fasilitas kesehatan 1 - faskes 1) ,  RS Al Islam dan RS Khusus Gigi dan Mulut (fasilitas kesehatan 2 - faskes 2) sampai akhirnya ke RS Hasan Sadikin (fasilitas kesehatan 3 - faskes 3) yang semuanya ada di Bandung.


Cara pengurusan BPJS dari faskes 1 ke faskes 2. 

Pengalaman saya kemarin, sebenarnya tidak melalui faskes 1. Tapi saya langsung berobat ke dokter spesialis Jantung di RS Al Islam (faskes 2) melalui jalur umum. Lalu dokter menyarankan saya untuk rawat inap memakai fasilitas BPJS. Walau saya tidak membawa rujukan dari faskes 1 (karena saya mendaftar sebagai pasien umum), tapi dokter yang memeriksa saya saat itu mempermudah segalanya hingga saya bisa rawat inap sebagai pasien BPJS. Alhamdulillah, semoga para dokter seperti itu. Mempermudah pasien untuk mendapat pelayanan kesehatan.

Untuk bisa berobat di Rumah Sakit faskes 2, sebelumnya harus ada rujukan dokter dari faskes 1. Dokter di faskes 1 tidak akan begitu saja memberi rujukan. Akan di periksa terlebih dahulu, apakah jenis penyakitnya harus dirujuk atau tidak. Jika memang harus dirujuk, nanti dokter yang bersangkutan akan memberi surat rujukan ke Rumah Sakit faskes 2 yang dipilih.

Setelah mendapat surat rujukan dari dokter faskes 1, baru kita bisa berobat ke RS faskes 2. 

 Dokumen yang disiapkan dan dibawa :
  • Kartu BPJS
  • KTP sesuai yang tecantum di BPJS
  • Kartu berobat (jika belum mempunya kartu berobat, berarti harus mendaftar terlebih dahulu di RS yang kita datangi)
  • Surat Rujukan dari faskes 1
Catatan : Semua dokumen tidak perlu difotocopy

Langkah-langkah pendaftaran di RS Al Islam sebagai RS faskes 2 :
  • Ambil antrian A di mesin antrian BPJS (untuk pasien baru) atau antrian C (untuk pasien yang sudah pernah berobat/punya kartu Al-Islam)
  • Tunggu sampai dipanggil nomor antrian. 
  • Setelah dipanggil, tunjukkan semua dokumen dan sebutkan poliklinik yang dituju. Dalam hal ini, saya ke poliklinik spesial jantung dan pembuluh darah.
  • Menerima SEP (Surat Elegibilitas Pasien) dari petugas pendaftaran.
Setelah SEP sudah di tangan, serahkan kepada perawat di poliklinik jantung. Lalu kita akan dipanggil untuk diukur tekanan darahnya terlebih dahulu. Jika pasien baru, diharuskan untuk melakukan EKG (elektrokardiogram). Nanti perawat akan memberikan surat pengantar ke bagian EKG. Tidak perlu lagi membayar jika kita adalah pasien BPJS. Proses EKG tidaklah lama. Hasil diberikan saat itu juga. Nanti kita tunjukan kepada dokter spesialis jantung. Hasil EKG ini tetap disimpan ya, karena di RS Al Islam ada obat tertentu yang syaratnya harus memakai fotocopy EKG terbaru. Sebagai pasien BPJS di RS Al Islam, kita hanya mendapat jatah 6 bulan sekali untuk melakukan EKG. 

Cara pengurusan BPJS dari faskes 2 ke faskes 3. 

Rujukan Faskes 2 ke Faskes 3 biasanya untuk pasien yang memerlukan tindakan medis yang lebih serius dan berat, dan sarana dan prasarananya tidak tersedia di Faskes 2. Seperti saya kemarin yang diharuskan melakukan operasi bypass jantung. Untuk wilayah Jawa Barat baru bisa dilakukan di RS Hasan Sadikin sebagai Rumah Sakit Umum Pusat (faskes 3).

Sebelumnya, serahkan surat rujukan dokter di poliklinik RS faskes 2 kepada petugas BPJS di RS faskes 2 (RS Al Islam) untuk mendapatkan Surat Rujukan Rumah Sakit. 

Dokumen yang disiapkan dan dibawa :
  •  Kartu BPJS
  •  KTP sesuai dengan nama di Kartu BPJS
  • Surat Rujukan Rumah Sakit dari faskes 2
  • Surat Rujukan Dokter dari faskes 2
Catatan : Sebelumnya, perbanyak semua dokumen beberapa lembar, untuk berjaga-jaga. 

Langkah-langkah pendaftaran di RS Hasan Sadikin sebagai RS faskes 3 :
  • Ambil antrian A di mesin antrian BPJS 
  • Tunggu sampai dipanggil nomor antrian. 
  • Setelah dipanggil, tunjukkan semua dokumen yang dibawa, sebutkan poliklinik yang dituju. di RS Hasan Sadikin, meski  menyebut poliklinik jantung yang dituju, tapi akan dirujuk ke poliklinik penyakit dalam terlebih dahulu. Setelah diperiksa di sana, baru diberi rujukan untuk ke poliklinik spesialis jantung. 
  • Menerima SEP (Surat Elegibilitas Pasien), No Rekam Medik dan Tiket poliklinik dari petugas pendaftaran. Bawa pasien ke poliklinik yang dituju dan berikan SEP kepada petugas pendaftaran, lalu tunggu panggilan untuk pemeriksaan.
Selain rujukan dari Faskes 2 biasanya ada rujukan intern dari poli Jantung ke poli lain yang akan dituju. Contoh : Untuk pemeriksaan gigi ada rujukan dari poliklinik Jantung kepada poliklinik gigi. Bila pada hari yang sama, tinggal balik lagi ke loket BPJS untuk minta tiket ke poliklinik gigi (tidak perlu antri lagi). Kecuali untuk hari yang berbeda, mau ngga mau harus antri dari awal seperti tahap sebelumnya.

Setelah mendapat SEP, No Rekam Medik dan Tiket poliklinik, saya menuju poliklinik penyakit dalam wanita.. Karena saya memang sudah jelas-jelas harus dioperasi, maka tidak banyak pemeriksaan yang dilakukan. Setelah itu menuju poliklinik jantung. Di sinipun hanya diberi pertanyaan standar, lalu diberi beberapa surat pengantar untuk melakukan pemeriksaan labolatorium dan radiologi (jangan lupa surat pengantar ini juga diperbanyak). Diantaranya adalah :
  • Ekokardiografi (USG jantung)
  • Ekokardiogram
  • Foto thorax (rontgen)
  • Faal paru
  • Pemeriksaan darah
Untuk pemeriksaan labolatorium, kita harus mengambil antrian C. Langkah-langkah yang lain sama dengan jika kita akan melalukan pemeriksaan ke poliklinik. 

Selain pemeriksaan labolatorium dan radiologi, akan diberi juga surat rujukan dokter untuk ke dokter spesialis bedah mulut dan dokter spesialis THT (Telinga Hidung Tenggorokan). Saya melakukan pemeriksaan THT di RS Al Islam, karena antrian tidak banyak dan bisa menggunakan fasilitas BPJS. Sementara pemeriksaan gigi (bedah mulut), awalnya dari faskes 1 di rujuk ke RS Khusus Gigi dan Mulut di Jl. LLRE Martadinata. Dokter di RSKGM baik hati, beliau bilang lebih baik saya dirujuk ke RS Hasan Sadikin agar pemeriksaan cukup di satu Rumah Sakit saja. Tidak repot bolak balik. Sementara di RS Al Islam, dokter spesialis bedah tidak bisa memakai fasilitas BPJS.

Tips :
  • Siapkan kesabaran yang lebih juga doa yang utama. Karena kita tahu, banyak sekali pasien yang menggunakan fasilitas BPJS. Ini menyebabkan antrian yang sangat panjang di setiap Rumah Sakit. Saya bisa seharian di Rumah Sakit untuk melakukan satu pemeriksaan di satu poliklinik. Dengan banyaknya pemeriksaan sebagai syarat operasi, seminggu bisa 2 - 3 kali ke RS selama hampir 1 bulan.
  • Jangan mudah menggerutu dan mengomel. Ikhlas, Insya Allah dimudahkan.
  • Selama menunggu panggilan antrian, cobalah menyapa sesama pasien (pengantar pasien) yang ada di sebelah kita. Akan banyak hal yang kita dapat dan itu membuka mata hati. 
  • Jika memungkinkan, ambil 2 nomor antrian. Nomor antrian yang satu lagi bisa kita berikan kepada pengantri yang mendapat nomor lebih besar. Karena ada saatnya suatu saat, kita yang akan mendapat nomor antrian lebih kecil dari mereka. Pengalaman saya begitu. Niatnya saling membantu saja.
  • Gunakan waktu seefisien dan seefektif mungkin. Oleh karena itu, jangan pernah malu bertanya kepada petugas di setiap Rumah Sakit. Ada petugas keamanan (satpam), petugas administrasi, perawat juga dokter. Tanya sejelas-jelasnya, jangan sampai bolak balik menghabiskan waktu.
  • Langsung perbanyak dokumen yang ada, dari mulai kartu BPJS, KTP, surat pengantar melakukan pemeriksaan. Jangan sampai ada yang terlewat.
  • Ikuti semua prosedur sebagai pasien BPJS. Antriannya saja yang panjang dan itu memang membuat lelah fisik juga hati. Kembali lagi, banyak-banyak berdoa dan ikhlas agar dikuatkan dan dimudahkan.
Terlepas dari pro kontranya, dari berita-berita buruk yang ada, terus terang saya sangat terbantu sekali dengan BPJS Kesehatan untuk operasi bypass jantung saya di bulan Oktober lalu. Dokter-dokter yang memeriksa saya sejak faskes 1 - faskes 3, semuanya memudahkan walau saya pasien BPJS. Sampai saat inipun sebulan sekali saya masih harus kontrol ke dokter spesialis jantung, semua ditanggung BPJS termasuk obat-obatnya. Sebenarnya ada 1 jenis obat yang tidak ditanggung oleh BPJS, tapi karena kebijakan RS Al Islam tempat saya berobat setelah operasi, obat itu ditanggung oleh yayasan RS Al Islam (semoga semakin banyak Rumah Sakit swasta seperti RS Al Islam ini). Saya berharap, pelayanan kesehatan oleh BPJS semakin baik. BPJS dengan dana yang sedemikian besar bisa benar-benar digunakan oleh mereka yang membutuhkan tanpa banyak syarat. Semangat sehat !

*Makasih buat suami yang udah mau bikinin draft postingan ini, karena memang dia yang sibuk mondar mandir mengurus ini itu memakai fasilitas BPJS Kesehatan untuk Operasi Bypass Jantung saya ini.


Baca Juga : 
Mengenal Angiografi

30 komentar :

  1. Hatur nuhun Kang Fikri, Jeng Dey.... Pastinya sangat membantu pembaca. Kesabaran dan keikhlasan berbuah manisnya pelayanan kesehatan. Salam sehat ya Jeng

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mudah2an pengalaman saya ini bisa membantu teman2, Bu.

      Hapus
  2. Semoga bjps semakin baik dari hari ke hari ya bu. Dan semoga bu dey cepet pulih kembali 😊

    BalasHapus
  3. Awal 2015 lalu, seorang sahabat juga melakukan operasi jantung di Jogja. Dia juga menggunakan BPJS. Alhamdulillah, semuanya ditanggung. Tapi memang harus bersabar dalam menjalankan prosesnya seperti yang Mbak Dey katakan di atas.

    Terima kasih untuk infonya ya Mbak..
    Semoga kesehatannya semakin membaik ya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga ke depannya, pelayanan untuk pasien BPJS bisa lebih cepat ya Uda.
      Amin, sehat juga untuk Udah & keluarga

      Hapus
  4. Semoga lekas pulih ya mal..
    Saya belum punya BPJS, kayanya harus mulai ngurusin ya in case of emergency
    Semangat sehat

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semangat sehat juga Teh Yasinta.
      Nuhun kunjungannya ya.

      Hapus
  5. Alhamdulilaah dimudahkan untuk pengobatannya ya, Bu. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Idah, Alhamdulillah banget.

      Hapus
  6. semoga lekas pulih ya... :)
    semoga program ini makin membantu masyarakat yang selama ini sulit mengakses fasilitas kesehatan..

    BalasHapus
  7. insya allah sharing pengalamannya bermanfaat ya mba, saya tadinya gak pajam faskes tingkat 1, 2 , 3 sekarang paham.

    BalasHapus
  8. Sabar dan sabar....., kadang yang bikin jengkel.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Rasa sabar itu melengkapi rasa jengkel, Mas ... :)

      Hapus
  9. Bpjs masih banyak kurang nya mungkin kedepannya bisa lebih baik

    BalasHapus
  10. Berita Terkini Hari Ini SindonewsSenin, 07 Maret, 2016

    Semoga pelayanan BPJS semakin baik dari hari ke hari, memang selama ini pasien selalu antri lama untuk mengurus BPJS

    BalasHapus
  11. Bagus sekali tulisannya bu, apalagi kalimat "Terlepas dari pro kontranya, dari berita-berita buruk yang ada, terus terang saya sangat terbantu sekali dengan BPJS Kesehatan"

    Sekedar saran, lebih baik gunakan istilah JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) dari pada BPJS, karena BPJS bagian dari JKN, didalamnya juga ada Dokter dan Perawat dari Puskesmas atau RS, selain BPJS

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih sarannya :)

      Hapus
  12. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bisa minta emailnya ?

      Hapus
    2. Atau kirim email ke saya lewat kotak di sebelah kanan ini. Nanti kita ngobrol banyak di sana :)

      Hapus
    3. mbak, bisa minta emailnya? saya ingin ngobrol banyakk dengann mbak karena suami saya juga ada jantung dan skrg d sarankan untuk dibbmoperasi d rs hasan sadikinn.. ni email saya [email protected] makasih

      Hapus
  13. [email protected] bisa kita ngobrol mba...terimakasih

    BalasHapus
  14. salam kenal mba. boleh minta alamat emailnya, ada yg ingin saya tanyakan.terimakasih ([email protected])

    BalasHapus
  15. rumah sakit di jogja itu namanya apa ya mas?

    BalasHapus
  16. Mba dey boleh minta no wa nya mba.ada yg mau saya tanyakan mba0

    BalasHapus
  17. Assalamualaikum,, mba boleh minta no WA nya? Boleh kirim via email
    Ini email saya [email protected]
    Saya mau mengurus rujukan operasi bypass ibu mertua saya
    Terima kasih sebelumnya

    BalasHapus
  18. sedih.. operasi dgn bpjs msh harus kena biayaRabu, 05 Desember, 2018

    Assalamualaikum, saya sangat tertarik dgn postingan ibu. to the point aja, ibu saya juga harus di lakukan operasi jantung baypass, semua sudah di lakukan dari faskes 1 hingga akhirnya ke faskes 3. di rmh sakit tsb di kalimalang Bekasi tersedia operasi baypass, namun pihak rmh sakit telp meminta selisih biaya sekitar 70jt (bisa lebih) utk ruangan observasi pasien yg berupa kamar VVIP, saya bingung kok BPJS kelas 1 dan tidak pernah telat bayar stiap bulannya sejak tahun 2015 harus di kenakan biaya, ini gimana sebenarnya?? saya gak punya karena ibu saya sangat mendesak utk di lakukan operasi baypass. terima kasih

    BalasHapus