Perempuan dan Internet, Adalah Saya

Perempuan dan internet, adalah saya. Yup, saya seorang perempuan, seorang istri, seorang Ibu yang tidak bisa lepas dari dunia ini. Dunia yang bisa menjadikan saya menjadi orang yang lebih berarti untuk mengisi hidup atau bisa juga membuat saya terlena dalam banyak hal.

Internet pertama saya kenal sekitar tahun 2000, saat saya masih bekerja di sebuah lembaga pendidikan. Tapi saya belum menggunakannya sama sekali, sebatas mendapat cerita. Bahwa melalui internet bisa mencari informasi tentang apa saja dan mencari teman dari mana saja. Hingga akhirnya pertengahan tahun 2002 saya diminta membantu seorang kerabat untuk mengurus warung internetnya. Nah, sejak itulah, tiada hari tanpa internet sampai saat ini. 

Sebagai perempuan rumahan dengan pendidikan yang tidak tinggi, dunia nyata saya sebatas lingkungan yang itu-itu saja. Sejak mengenal internet, dunia di depan saya semakin luas. Tambahan ilmu pun bisa saya dapatkan tanpa perlu meninggalkan keluarga terutama meninggalkan anak di rumah. 

Internet juga yang mempertemukan saya dengan suami. Alhamdulillah, kami baru menjalani 10 tahun pernikahan. Kalau ada yang bilang, perkenalan lewat internet tidak bisa di percaya, saya menyangkalnya. Karena saya kenal dan tahu beberapa orang teman yang berjodoh karena internet. Kembali kepada diri masing-masing, bisa menjaga diri atau tidak. Karena internet hanyalah media, hanya perantara. Memang, banyak kasus tidak menyenangkan terjadi pada perempuan yang berawal dari sini. Intinya, sebagai perempuan harus bisa menjaga dirinya sendiri. Begitu juga dengan para lelaki, baik-baiklah memperlakukan perempuan di manapun, termasuk di internet.

Itu dia salah satu alasan, kenapa seorang perempuan yang kelak menjadi ibu, harus mengerti tentang internet dan segala yang ada di dalamnya. Ibu harus banyak tahu dan harus selalu mencari ilmu. Karena Ibu adalah guru utama untuk anak-anaknya. Jika seorang Ibu tahu banyak tentang internet, biasanya akan lebih mudah masuk ke dunia anak-anak mereka untuk menerangkan segala baik dan buruknya internet. Pengalaman saya seperti itu. 

Internet juga membuat saya tampak pandai di depan anak. Karena jika dia bertanya hal yang sulit, saya punya contekannya. Walau kadang, saya berdua sengaja mencari jawaban bersama. 

Bagi sebagian orang kebanyakan, internet identik dengan Facebook. Tidak usah jauh-jauh mencari contoh, ini terjadi di lingkungan saya sendiri. Padahal, dunia internet itu luas sekali. Salah satunya, menjadi blogger. Perempuan yang suka menulis bisa menuangkan ide-idenya di dalam blog. Mungkin saja tulisannya bisa menginspirasi banyak orang. Pandai-pandailah memilah tulisan yang layak dibaca banyak orang. Masuklah komunitas blogger untuk mencari banyak teman, salah satunya KumpulanEmak Blogger. Komunitas yang para anggotanya adalah para blogger perempuan dengan status menikah ataupun lajang.

Internet juga bisa membuat kita terlena jika tak bijak memakainya. Jujur, saya pun pernah mengalaminya. Protes dari anak karena merasa terabaikan, teguran dari orang tua karena saya duduk terus menatap layar monitor selama berjam-jam, suami walau jarang berkomentar, tapi saya tahu kekhawatirannya saat saya aktif di media ini. Walau bagaimanapun, kita tetap manusia yang hidup di dunia nyata. Tak bisa melepaskan kenyataan ini. Ada orang-orang di sekeliling yang menjadi tanggung jawab kita sebagai perempuan. 

Selalu ada hal baik dan buruk di dunia ini, pun dengan internet. Gunakan nurani perempuan untuk memilihnya.

Catatan :
Boneka kertas Srikandi  mengambil pola dari www.salazad.com