Ngerumpiin Suami

Ternyata sudah seminggu lebih tidak menulis di sini. Padahal banyak cerita yang bisa di bagikan, padahal setiap hari online, padahal banyak waktu luang. Jadi kenapa dong ngga nulis, ya malas aja sih. Kebanyakan cerita malah bingung dari mana mau memulai.

Tanggal 21 September kemarin, tepat 10 tahun usia pernikahan ibu dan bapak. Hmmm, rada menyebalkan sebenarnya. Karena pagi-pagi waktu ibu bilang bahwa hari itu adalah tanggal pernikahan kami, bapak malah balik bertanya, "Iya gitu ?" Hadeuh ...

Begitulah bapak, yang cuek terhadap hari-hari istimewa, pun tanggal lahir dia. Yang di ingat hanya tanggal lahir Fauzan saja (kalau di ingatkan sih, hehehe).

Kita, adalah maya yang menjadi nyata.
Terima kasih untuk 10 tahun yang kita lewati. Semoga masih ada hari yang akan dilalui bersama, sampai nanti.
21 september 2003 - 21 september 2013.
*no mention, karena yg bersangkutan ngga suka status lebay kayak gini 

Kalimat di atas adalah status yang ibu buat di jejaring sosial Facebook plus ada foto Ibu dan Bapak. Ada catatannya tuh, no mention. Maksudnya itu ke Bapak, karena memang Bapak mah ngga suka bermanis-manis ria di dunia maya. Lebay katanya, hihihihi. Iya lho, bapak itu bukan orang yang eksis di dunia maya. Punya akun facebook, punya akun twitter, hanya untuk baca-baca. Jarang sekali menulis status apalagi upload foto. Punya blog juga, isinya ngga ada tulisan, hanya foto saja. Itupun bukan foto diri sendiri dan sudah lama sekali tidak posting. Tapi paling suka sekali baca-baca blog orang lain.

Semalam, ada sahabat blogger yang belum pernah bertemu dengan bapak berkomentar begini, "tapi masku yang satu itu jarang2 senyummnya takutttt xixixix." Hahahaha, Bapak suka bingung sendiri kalau mau berakrab-akrab ria dengan seseorang yang belum pernah bertemu, apalagi kalau itu temannya ibu.

Pernah juga ada sahabat blogger yang lain bilang,"Lho, saya kok baru tau bapaknya Fauzan ya ...". Hihihi, yang ini juga nih, karena ibu amat jarang sekali memajang foto bapak, baik di blog maupun di akun Facebook. Ada sih, tapi tidak sebanyak foto-fotonya Fauzan. Lebih lucu ngeliat foto Fauzan kan daripada ngeliat foto Bapak ... hehehehe.

Bapak itu aslinya memang pendiam, kecuali dengan mereka yang sudah kenal dekat. Tapi bukan berarti sombong lho. Memang karakternya saja yang begitu, kalau ngga di tegur, susah untuk menegur duluan. Alasannya ya itu, bingung katanya mencari kata-kata. Beda banget deh sama istrinya ini, yang cerewet, bawel, suka bercerita, suka narsis biar tetap eksis, halah .. ! hehehe ...

Walau begitu, Bapak selalu mendukung apapun kegiatan ibu, termasuk ngeblog ini. Selalu mau mengantar ibu kalau ada kegiatan dengan teman-teman blogger. Bahkan sudah dua kali mengantar ibu ke Jakarta untuk acara Kumpulan Emak-emak Blogger. Makanya jangan heran, kalau kopdar dengan ibu, pasti akan ada Bapak yang menemani. Masalahnya sih, Fauzan selalu ingin ikut kalau ibu pergi. Dan kalau Fauzan ikut, harus ada Bapak. Kalau tidak, ibu akan kewalahan dengan Fauzan yang selalu banyak ingin tahu. Ngga seru dong, mau kumpul sama teman-teman malah sibuk mengejar-ngejar Fauzan. Jadi tugasnya Bapak adalah menemani Fauzan sementara ibu bersama teman-teman. Hihihihi, ngga asik banget ya alasannya. Satu lagi tugas bapak kalau mengantar ibu, yaitu sebagai tukang potret. Soalnya kalau ngga, ibu yang selalu kebagian motret. Lha .. kapan ibu bisa narsis :-D.

Bukan begitu juga sih, ibu suka merasa ada yang kurang kalau bepergian sendiri. Mungkin karena kebiasaan kemana-mana selalu bersama. Kadang pengen juga sih punya me time. Menikmati hari sebentar tanpa Bapak dan Fauzan. Tapi ujung-ujungnya, ibu yang kepikiran mereka. Mungkin memang belum saatnya juga ibu bisa melakukan kegiatan tanpa mereka. Jadi ya di nikmati saja. Kelak jika Fauzan besar, pasti sudah susah di ajak pergi-pergi bareng.

Memang banyak karakter yang berbeda antara ibu dan bapak. Ini yang kayaknya malah bikin rukun ya. Salah satunya nih, ibu kalau ngomel-ngomel suka panjang, sementara bapak menanggapinya hanya dengan diam. Ngga kebayang tuh kalau sama-sama cerewet, pasti malah makin runyam urusannya. Ini juga yang sempat di bahas Bapak Mario Teguh waktu kami ikut rekaman acaranya di hotel Papandayan hari Minggu kemarin. Apapun, makasih buat Bapak, dengan semua baik dan buruknya.

Sssttt, iya lho, kami dan beberapa teman blogger Bandung, sempat ikut rekaman acara Mario Teguh Golden Ways. Duduk di jajaran bangku paling depan pula. Ini semua berkat kemurahan hati neng geulis Orin. Nuhun Neng Orin dan Akang Mataharinya, yang juga habis merayakan hari pernikahannya yang ke-3 tanggal 19 September kemarin. Selamat ya, semoga semakin banyak berkah di usia pernikahan kalian yang sekarang. Sumpah, seneng banget ngeliat pasangan ini, coba deh liat fotonya ini. Jangan bilang-bilang, fotonya nyuri di akun Facebook-nya Orin :D. (aihhh, ternyata di pajang pula di blognya Orin buat postingan kemarin)

Hihihi, yang dipajang malah foto pasangan lain, bukan foto ibu & bapak. Atuh da gimana, suka aja ngeliat foto Orin yang ini.