Hai Aa Fauzan, sedang apa Nak. Pernah minta ibu untuk menulis cerita khusus buat Aa kan ? Sini, ibu bakal cerita buat Aa. Tentang salah satu pohon yang ada di halaman rumah kita, si pohon ajaib.
Aa tahu kan, kalau Mbah Kung suka sekali berkebun. Aneka tanaman banyak tumbuh di halaman rumah kita. Itu semua berkat kesukaan Mbah Kung. Ada beberapa pohon buah-buahan, pepaya, mangga, pisang, jambu (batu) contohnya. Ih, seperti lirik lagu anak-anak ya. Belum lagi tanaman lain, singkong, bayam, cincau, melinjo. Yang sudah di tebang dan di cabut karena bosan juga banyak, seperti markisa, terong belanda, banyak deh. Tanaman hias malah sedikit, karena memang Mbah memang lebih suka menanam tanaman yang hasilnya bisa di makan. Kata Mbah, tanaman hias cuma bisa di pandang saja.
Satu lagi nih jenis tanaman yang ada di halaman rumah kita dan paling Mbah suka, yaitu tanaman obat. Ada kumis kucing, temu lawak, kunyit, jahe, temu kunci, bluntas, mint, brotowali, apalagi ya. Ibu sampai lupa. O iya, pohon kelor. Ini nih yang kayaknya seru untuk di ceritakan ke Aa.
Aa ingat apa tidak, sering sekali tetangga yang kita kenal datang ke rumah untuk minta daun ini. Malah pernah malam-malam, ada orang yang tidak kita kenal sebelumnya datang mengetuk pintu. Hanya untuk meminta daun ini. Karena katanya, susah sekali mencari pohon kelor. Dan sepertinya, di Parongpong dan sekitarnya, hanya di rumah kita tumbuh pohon kelor.
Mereka meminta daun ini dengan alasan untuk obat. Menurut mitos, orang yang sakit keras dan tidak kunjung sembuh, setelah diberi daun kelor akan membaik. Atau kemungkinan malah akan meninggal. Untuk yang satu ini, Aa jangan percaya ya. Karena kematian itu adalah rahasia Allah. Kalau toh meninggal, itu sih memang sudah takdirnya.
Dunia memang tidak selebar daun kelor.
Perbandingan daunnya yang kecil-kecil dengan telunjuk ibu.
Memang, pohon kelor ini banyak manfaatnya, salah satunya untuk obat mata. Mbah suka sekali merendam beberapa lembar daun kelor di dalam segelas air matang. Lalu airnya di pakai untuk mencuci mata. Kata Mbah sih, matanya jadi berasa segar. Daun, bunga bahkan bijinya yang biasa disebut kelantang enak di sayur lho, di buat sayur bening, di tambah temu kunci dan daun kemangi. Hmmm ... segar. Sssttt, lagi-lagi ini kata Mbah, karena ibu sendiri belum pernah mencobanya ;-).
Selain untuk obat mata, daun kelor bisa untuk menghilangkan pegal linu, membantu menurunkan kadar gula darah, cacingan, alergi dan masih ada sekitar 300 penyakit yang bisa disembuhkan dengan daun ini. Wow, khasiat yang beragam ternyata ya. Tradisi pengobatan Ayurveda India Kuno sudah membuktikan hal ini.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) malah menjadikan pohon kelor sebagai pohon ajaib lho dan menganjurkan bayi dan anak-anak di masa pertumbuhan untuk mengkonsumsi daun kelor ini. Alasannya karena pohon ini berjasa sebagai penambah kesehatan berharga murah selama 40 tahun di negara-negara termiskin di dunia.
Baca deh sama Aa tentang nutrisi daun kelor yang ibu diambil dari wikipedia :
Dari hasil analisa kandungan nutrisi dapat diketahui bahwa daun kelor memiliki potensi yang sangat baik untuk melengkapi kebutuhan nutrisi dalam tubuh. Dengan mengonsumsi daun kelor maka keseimbangan nutrisi dalam tubuh akan terpenuhi sehingga orang yang mengonsumsi daun kelor akan terbantu untuk meningkatkan energi dan ketahanan tubuhnya. Selain itu, daun kelor juga berkhasiat untuk mengatasi berbagai keluhan yang diakibatkan karena kekurangan vitamin dan mineral seperti kekurangan vitamin A (gangguan penglihatan), kekurangan Choline (penumpukan lemak pada liver), kekurangan vitamin B1 (beri-beri), kekurangan vitamin B2 (kulit kering dan pecah-pecah), kekurangan vitamin B3 (dermatitis), kekurangan vitamin C (pendarahan gusi), kekurangan kalsium (osteoporosis), kekurangan zat besi (anemia), kekurangan protein (rambut pecah-pecah dan gangguan pertumbuhan pada anak).
Kayaknya kita memang harus mencoba memakan sayur dari daun ini ya seperti kebiasaan Mbah itu. Tapi kenapa ya, masih ada juga yang tidak berani mengkonsumsinya dengan alasan takut "ilmu" nya hilang. Hadeuh, ada-ada saja. Yang ini juga jangan di percaya ya A.
Batang berkayu (lignosus), tegak, berwarna putih kotor, kulit
tipis, permukaan kasar; percabangan simpodial, arah cabang tegak atau
miring, cenderung tumbuh lurus dan memanjang. Daun majemuk, bertangkai
panjang, tersusun berseling, beranak daun gasal (imparipinnatus), helai
daun saat muda berwarna hijau muda.
Satu lagi cerita tentang pohon kelor yang kita punya, pernah ada beberapa orang yang ingin menanam pohon ini, lalu Mbah memberi batangnya untuk di tanam. Ternyata oh ternyata, kenapa mereka tidak berhasil menanamnya. Kurang tau tuh kenapa, padahal cara menanamnya sama seperti yang Mbah lakukan. Pernah lho Mbah hanya meletakkan batang kelor di atas tanah, eh tumbuh tunas, padahal tidak berniat untuk menanamnya. Kata orang-orang sih, tangan Mbah itu dingin, karena menanam segala sesuatu pasti tumbuh subur.
Tinggi menjulang.
Diantara rimbunan pohon talas.
Ngomong-ngomong, Aa tahu kan yang mana pohon kelor. Itu lho yang tumbuh tepat di depan pintu samping rumah kita. Tumbuh di sebelahnya pohon melinjo dan di bawahnya ada pohon talas. Ada beberapa pohon lagi di kebun belakang. Kelor mempunyai nama latin Moringa oleifera, tinggi pohonnya antara 7 - 11 meter. Pantesan pohon kelor yang di rumah bisa menjulang tinggi ya.
Ok deh Aa Fauzan yang pintar, ceritanya ibu sudahi saja. Bosan membacanya ? hehehe ... biasa kali ah, kan ibu memang susah berhenti kalau sudah bercerita ;-)
“Give Away Aku dan Pohon”
Boleh minta bibitnya ga Teh Dey? Hehehe..
BalasHapusSukses ya Teh kontesnyaaa..
boleh banget, tapi gimana ngirimnya ? Ambil kesin ya .. hehe
Hapuspengen punya juga mbak, tanaman ini termasuk bisa dijadikantanaman obat khan? oh ysa, salam kenal ya
BalasHapusaduh, kalau dekat sih saya kasih tuh stek batangnya buat di tanam.
HapusIya, ternyata pohon ini banyak khasiatnya.
Salam kenal juga ..*udah sering baca namanya di KEB dan beberapa kali ngintip blognya lho ... ;)
he he he makasih postingannya aku baru tahu loh pohonnya.. padahal dongengnya sering denger.... hmm ternyata daunnya kecil kecil yah kaiak daun katuk...
BalasHapuskesini atuh biar bisa liat langsung pohonnya.
Hapusiya mirip daun katuk dan memang bisa juga untuk ibu menyusui supaya ASI-nya lancar. Pernah liat di TV yang ngebahas tentang ini.
Wah saya juga punya pohon ini mbak, ternyata ini yg namanya daun kelor. Selama ini saya hanya mengagumi bentuk daunnya aja. Dulu dibonsai. Terus saya pindahin ke tanah, dahan dan rantingnya jadi tambah banyak.
BalasHapusMoga sukses ya mbak, tulisannya bisa menang :)
waahhh, bisa di bonsai ya, saya malah baru tahu. Di sini biarkan tumbuh menjulang saja. Kadang2 di tebang sih, supaya tumbuh tidak terlalu tinggi.
HapusMbak Dey, selain dipakai untuk perumpamaan dunia tak seluas daun kelor, daun ini juga sering dipakai untuk cerita-cerita mistik ya? Ternyata banyak juga manfaat pohon ini :)
BalasHapusBener mbak, itu seperti yg saya tulis. Mereka yg datang meminta daun ini, biasanya mereka yg percaya untuk pengobatan penyakit mistik dan masih ada yang tidak berani memakannya karena takut 'ilmu'nya hilang.
HapusWallahualam.
Karena buat Mbah-nya Fauzan, daun ini dikonsumsi seperti sayuran biasa dan Alhamdulillah malah sehat tuh.
baru tahu pohonyya,daunnya...pokoknya baru tahu disini mbk dey hihihi *terlalu ya hahaha
BalasHapussukses GAnya mbk :D
hihihhi, makanya kesini yuk, biar tahu pohon aslinya :D
Hapusiya mbak, kalau di rumah juga itu dibuat sayur, enak hihi
BalasHapussukses ya ngontesnya..
tu kan, enak buat sayur .. hehe
HapusSepertinya aku pernah melihatnya... baunya piye iku Mba Dey
BalasHapusbaunya langu, kayak katuk.
HapusWah, tante Al juga jadi nambah ilmu deh ini, Aa. Baca cerita ibu, jadi pengen balik ke rumah Aa deh utk lihat lagi si daun kelor, soalnya Tante Al, kalo ke rumah Aa, kan taunya langsung masuk, dan nemplok di ruang tamu, bukannya lihat2 koleksi tanaman Mbah Kung. Hihi.
BalasHapusTeh, baru tau lho aku akan khasiat si daun ajaib ini. Perlu dicoba juga nih untuk kesehatan mata, biar tambah segar. Hehe. Trims infonya, Teh, sukses yaaaa. :)
hihihi, kan tujuan kesini memang buat nemplok di kursi, bukan liat2 tanaman mbah .. :D
HapusSaya sendiri malah belum coba lho ..:D
tumbukan daun kelor ini dulu suka diborehin sama mama di lututnya, katanya sih buat pengapuran..
BalasHapuskalau makannya pernah sekali bu..., di rumah saudara
iya mbak, memang bisa buat pengapuran.
HapusOh iya, di rumah sudah ada batang kelor tapi belum saya tanam, hehe...
BalasHapusAyo segera tanam :D
HapusKalo di daerah Bugis (Sul Sel), kami suka makan sayur daun kelor mbak. Biar pun dibuat sayur bening saja, enak juga :)
BalasHapusDi luar Jawa memang daun ini biasa jadi sayuran ya mbak ...
Hapuskalo di tempat saya kelor biasanya dicampur dengan air terus digunakan untuk mandikan orang mati, saya sudah pernah mengalaminya, memandikan mbah dan pakdhe waktu meninggal
BalasHapusiya, ada juga yang menggunakannya untuk itu.
HapusApalagi di jakarta ya bu Dey... Pohon kelor sepertinya langka sekali...
BalasHapusPernah baca sy di trubus, memang manfaatnya banyak sekali..
Hebat deh Mbah Kung, rajiiin banget..
Saya jg sebenernya lebih suka nanem tanaman yg dimakan, tp sy rebutan sama tikus Mbah Kung.. Huhuhu, sedih... Gmana dong.. Udah capek nanem yg nikmati tikus, hiks..
Bu Dey, sukses GA nya ya... Adem mbacanya,, ^_^
Karena jakarta udah sedikit lahan buat berkebun, hehe.
HapusMbah mau ngapain lagi setelah sepuh & pensiun, hobinya berkebun, jadi ya senengnya tanam menanam aja untuk mengisi waktu. Hehehe, tikusnya suka sayuran ya ..
Makasih Mbak Thia ..
Asyiik ya Aa, belajar bersama ibu melalui cerita. Kebun mbah Kung sekolahan alam unggulan bertaraf internasional loh dan ibu Dey guru luar biasa. Nyoba sayur bening katuk yang segar yook. Sukses GAnya Teh. Salam
BalasHapusAduh bu, saya sebenarnya tidak seperti Mbahnya Fauzan. Karena sering ada yang minta daun kelor ini dengan berbagai alasannya, jadi ada ide buat menulis & bercerita buat Fauzan.
Hapuskalau disini daun kelor buat nglunturin susuk di badan bu. . . Biasanya kalo udah pake daun kelor tak berapa lama orangnya meninggal. Mitos kali yak
BalasHapusIya mbak, beberapa yang minta daun kelor juga ada yang buat itu. Walau mereka menyebutkannya dengan tersirat :)
HapusSaya juga suka jangan kelor..
BalasHapusMungkin karena embah saat menanam lebih menggunakan rasa cinta mbak, dibanding mereka yang menanam dengan cara biasa saja
Iya kali ya, si Mbah itu cinta banget dengan semua tanaman, jadi aja tumbuh subur.
HapusTernyata buanyak bener ya teh khasiatnya... Aku malah belum pernah liat tumbuhan kelor ini, sejak kecil sering nyebut soal daun kelor tapi gak pernah tau yang mana wujudnya :D
BalasHapushehehe, saya juga baru tau setelah Mbahnya Fauzan nanem di halaman rumah. Sebelumnya juga cuma suka denger namanya aja.
Hapusternyata daun kelor banyak manfaatnya, ya :)
BalasHapusiya Chi, mau coba ? ;)
Hapusdunia memang tak selebar daun kelor
BalasHapusmanfaatnya banyak banget dari ngobatin panas sampe ngusir jurig hehe
hahahaha, iya bener ...
HapusSering mendengar pepatah "dunia tak selebar daun kelor" eh baru lihat sekarang yang namanya pohon kelor.
BalasHapushampir semua tau pepatah itu tapi jarang tau aslinya ya mbak ...
HapusIlmu tambahan nih, saya baru tahu lho teh :)
BalasHapusmakasih kalau ternyata postingan ini ada tambahan ilmunya :)
Hapuskalau tahu begitu saya nanem deh daun kelornya. Salam kenal ya mak
BalasHapussalam kenal juga.
Hapusthanks infonya Mbak. Saya baru denger soal daun kelor buat mata ya.. Di kampung saya juga daun kelor banyak digunakan untuk pengobatan traditional.. mislanya demam, panas dalam..
BalasHapusIya, ternyata memang di banyak daerah daun ini biasa jadi obat juga ya selain di konsumsi.
HapusDunia tak selebar daun kelor. Oww baru lihat, ternyata sekecil itu ya daunnya.
BalasHapusMoga sukses untuk ngontenya, ya Teh Dey ^_^
kecil seperti daun katuk gitu deh.
HapusMakasih .. :)
Batangnya juga banyak di cari orang ...
BalasHapuskatanya sih untuk menolak bala ...
Salam saya Bu Dey
Saya malah baru tau tuh kalau batangnya di cari untuk menolak bala.
HapusPohon kelor akrab dengan namanya tapi tidak familiar dengan bentuknya. Hmmm, jadi tau deh sekarang. Makasih ya bu Dey. Ikut belajar sama Aa Fauzan
BalasHapusSama2 mbak Niken, berbagi yg saya tau lewat postingan :)
HapusTFS ya bu.. :)
BalasHapussami2 bu :)
HapusWah seru nih.. ikut ga sambil cerita sama anak :)
BalasHapusseru ya ? heehe, cuma cerita tentang daun kelor.
HapusBegitu toh penampakan daun Kelor yang terkenal itu? Heu :D Baru lihat dong... Makasih postingannya Teh Dey...
BalasHapusNtar kalo EVi kesini, diliatin langsung deh penampakan aslinya :D
HapusSaya baru tahu kalo si kelor berkhasiat banget Teh
BalasHapusoh ini daun kelor itu ya mbak...
BalasHapusdibelakang rumah saya malah tumbuh sendiri, saya kira tanaman liar jadi saya tebas aja. Tapi ternyata tumbuh lagi, jd saya biarin aja dan skrg tinggi menjulang. :D
Ternyata khasiatnya bejibun ya.. hmm..
Sudahkah kirim biodata ke murtiyarini@ipb.ac.id ? Ditunggu ya..
BalasHapusSudahkah kirim biodata ke murtiyarini@ipb.ac.id ? Ditunggu ya..
BalasHapusBu dey daun kelor bisa di tumis enggak...?
BalasHapusBagi yg ingin bibit kelor, monggo mampir ke tempat kami di jogja 0857 4017 0007
BalasHapus