Hari minggu kemarin, kami bertiga jalan-jalan pagi ke daerah perkebunan teh Sukawana. Letaknya yang tidak jauh dari rumah, menjadikan tempat ini sebagai tempat favorit. Jaraknya sekitar 2 km, karena jalannya yang menanjak, jadi serasa jauh.
Sebenarnya ibu sudah beberapa kali posting tentang jalan-jalan ke daerah ini, terakhir bersama-sama teman-teman blogger. Untuk yang kali ini, ibu akan bercerita yang lain, meski pergi ke tempat yang sama.
Sebelum mencapai perkebunan teh, kami melewati banyak kebun dan padang rumput yang luas. Hari itu masih pagi, rumput dan pepohonan masih dibasahi embun. Terasa basah di sepatu & kaos kaki yang kami pakai saat menginjak rerumputan.
Ada pemandangan yang sebenarnya adalah hal biasa yang sering kami liha disini.
Ibu-ibu yang sedangg menyabit rumput, biasanya untuk makanan ternaknya, kebanyakan penduduk disini memelihara sapi perah.
Diantara 5 orang yang bekerja di kebun dalam foto ini, hanya ada 1 laki-laki, sisanya perempuan.
Memasuki komplek Villa mewah disini, ada perempuan sederhana yang sedang memangkas pagar tanaman di salah satu villa.
Masih di komplek Villa, di lahan kosong yang di jadikan kebun. Perempuan ini membantu sang suami memanen brokoli.
Yang ibu tahu, sebagai pekerja di kebun (kebunnnya milik orang lain), mereka di bayar sekitar Rp 25.000,- sampai Rp 40.000,-. Bekerja dari pagi sampai siang hari. Sementara yang menyabit rumput, biasanya untuk ternak pribadi dan hasil perahan susunya, dibayar 2 minggu sekali.
Dari kecil ibu suka menyebut mereka dengan sebutan Polwan, hehhehe. Fisiknya itu lho, kuat banget. Mengangkat hasil menyabit rumput, hasil panen dan beberapa pekerjaan yang lazimnya di lakukan kaum laki-laki.
Meski begitu, mereka tidak melupakan kodratnya sebagai perempuan lho. Sebagian dari mereka selalu berdandan, pakai bedak & lipstik jika akan berangkat bekerja. Kadang sambil mengasuh anaknya yang masih kecil
Buat ibu, mereka adalah istimewa. Apa
yang mereka lakukan itu, selain berat secara fisik, juga untuk membantu
perekonomian keluarga. Untuk menyekolahkan anak-anak mereka. Mungkin
mereka hanya mengenal sosok Kartini sebagai pahlawan wanita, tapi dengan
usahanya untuk anak-anak, sebenarnya adalah melanjutkan cita-cita
Kartini.
Apakah mereka termasuk Kartini masa kini ? Yang pasti, maju terus perempuan Indonesia, apapun yang dilakukan dengan keikhlasan demi keluarga, pasti besar nilainya di mata Tuhan.
Tulisan ini diikutsertakan pada Kontes Blogger Kartinian yang diselenggarakan oleh Blog Ceritayuni disponsori oleh Blogdetik dan Blogcamp Group
Psstttttt, masih banyak kontes yang lain lho ... bisa lihat di blog Mama Olive yang ini.
mereka kartini adalah perempuan yg tak pernah menyerah dan megeluh...
BalasHapus:)
Yup, yang penting bekerja dan bekerja untuk keluarga, terutama anak2nya ..
HapusSubhanallah...salut dengan para ibu2 seperti mereka, mbak!
BalasHapusSetiap ibu adalah istimewa ^_^
Iya, setiap perempuan pasti punya kelebihan masing2..
Hapustetap berjuang untuk hidup ya bu....^^
BalasHapusgak harus putus asa menghadapi hidup ..
Hapusibu-ibu pejuang untuk keluarga
BalasHapusBerjuang dengan caranya masing2..
Hapusperempuan-perempuan hebat!!! selamat hari Kartini mbak Dey ...
BalasHapusPerempuan2 yg banyak di sekeliling kita Mbak, selamat hari kartini juga ya ...
Hapusibu ibu di pedesaan kayaknya lebih pantas disebut kartini dan wanita karir dibandingkan mereka yang di kota...
BalasHapushmmm ... bisa jadi mas.
Hapussubhanallah ...
BalasHapusMereka ada di sekitar kita mbak ..
Hapusjadi inget, orin jg punya foto petani tomat waktu ke Sukawana baheula tea, dipajang aaaah hehehehe
BalasHapushihihi, sok atuh pajang ... lumayan buat ikutan GA.
Hapussekarang kebunnya sedang ditanami brokoli.
Perempuan-perempuan hebat..
BalasHapusKadang sampe geleng-geleng ngeliat kekuatan fisiknya :)
iya mbak, hebat bener mereka ..
HapusDey...apa kabar?
BalasHapusKangeeeeen...
Buat saya, menjadi apapun seorang wanita, sepanjang dia bisa menjalankan tugasnya dengan seimbang dan optimal, adalah sosok seorang Kartini modern, Dey :)
Tugas menjadi penyeimbang dalam rumah tangga itu tidak mudah, perlu hati dan ilmu serta semangat pantang menyerah untuk memecahkan setiap masalah.
Selamat ikutan lomba ya, sukses!
Mbak Ir .. sama nih, kangen juga, Mbak Irma baru muncul lagi.
HapusBener kata mbak Irma, yang pasti, seorang perempuan harus terus belajar ya mbak, dengan caranya sendiri2.
Iya ya teh, salut banget sama ibu-ibu pejuang seperti mereka... Semoga anak2 mereka bisa menghargai perjuangan ibunya dan berhasil dalam pendidikannya ya teh...
BalasHapusAmin ...
HapusKeinginan para ibu yg bekerja seperti itu, supaya anak2nya tidak seperti mereka.
duh jadi inget ibu saiah mbak... perempuan2 ini memang selalu menginspirasi yaa
BalasHapusya, selalu menjadi inspirasi dimana aja ..
Hapuskemarin di Bali ngeliat perempuan jadi kuli bangunan, salut euy. lah saya ngangkat sak semen aja boro2 kuat
BalasHapustapi mereka? Hmm ... seperti perempuan2 yang di atas juga, superlah pokoknya hehehe
hadeuh, apalagi sy mbak, jalan ke kebun teh itu udah ngos2an, sementara mereka bisa tiap hari & ngangkut rumput.
Hapussaya pernah teh main-main ke atas sana, kalau dari kampus ciwaruga kan deket ke parongpong terusin ke lembang situ :D. masih asri pisan daerahnya ya, sukawana di atas nya parongpong kan?
BalasHapussemoga perempuan perempuan/ibu-ibu diatas bisa jadi inspirasi & penyemangat buat kita semua ya, amin..
hayu atuh, kapan ke sukawana lagi ..
Hapusperempuan perempuan hebat ya...
BalasHapusbelum tentu kita bisa sanggup menjalani hidup dengan cara yang sehebat mereka
menjadi hebat dengan caranya yang sederhana ..
HapusSelamat hari Kartini...
BalasHapusmakasih Dija sayang..
Hapussemua perempuan yang ada di indonesia adalah bagian dari kartini kartini masa kita selama mereka berkontribusi terhadap kemajuan negara ini sekecil apapun.
BalasHapussekecil & dengan caranya sendiri, tetap untuk Indonesia ya ..
Hapusperempuan memang hebat,,,
BalasHapusselamat hari kartini,.,,
Makasih ..
HapusIya...emang subhanalloh banget ya teh melihat kiprah pekerjaan mereka, yang termasuk "berat" dimata kita, tapi mereka melakukannya dengan baik...
BalasHapusBuat mereka mah kayaknya gak berat ya, asik2 aja ngangkat rumput setumpuk gitu, hehe ..
HapusDiantara kemegahan dan kemewahan, masih banyak kartini yg tidak mempermasalahkan kesamaan gender. Mereka luar biasa dalam membantu peran suami memenuhi kebutuhan keluarga. Tapi belum pernah ada berita tentang pemberian penghargaan bagi mereka yang mengumpulkan sedikit dan itupun kadang habis hari itu juga
BalasHapusMereka gak peduli kesamaan gender, pokoknya kerja, dapat uang & ikut membantu suami menafkahi keluarga.
HapusJadi inget sama ibu yang suka berkebun.
BalasHapusSeorang ibu, istri dan seorang wanita yang hebat tentunya. Perjuangan dan jerih payahya akan terbayar kelak di kemudian hari.