Di balik layar

Mau jawab pertanyaan di komentar postingan sebelumnya, saat Fauzan khitan. Seperti yang Pak Ies tulis di komentar itu, sunat anak sekarang emang cepet sembuh kok, gak kayak dulu yang memakan waktu lama. Meski pakai  cara konvensional, paling lama 10 hari benar-benar sudah kering lukanya. 

Setelah disunat, untuk sementra Fauzan dipakein sarung, trus luka khitannya di pakein semacam topi gitu, biar gak bersentuhan dengan sarungnya. Bisa juga sih langsung pake celana longgar, tapi tetep ya 'topi' nya jangan dilepas.

Pengalaman Fauzan sih, lukanya itu ngga di perban, di biarkan terbuka.  Tapi tetap harus dijaga kebersihannya. Setelah buang air besar atau air kecil, cepat-cepat dikeringkan memakai tissue.  Yang dibersihin bukan luka khitannya ya, tapi ujungnya aja. Nah, Fauzan nangis  dan sedikit rewel kalau lagi di lap tissue gini, ngilu katanya (ini mah kata bapak dink .. :D). Dan dari dokter memang udah diberi obat penawarnya, semacam cairan yang di teteskan. Langsung adem deh ..

Bukan maksud promosi, ini tempat Fauzan saat di khitan dulu. Ada beberapa artikel yang mungkin bisa membantu para orang tua yang mau mengkhitankan anaknya.

Tips yang lain, ortunya harus menjaga posisi tidur anak yang habis di khitan Siap-siap untuk bolak balik terjaga buat memperhatikan posisi tidurnya. Tidurnya harus terlentang, meski kadang Fauzan suka balik kiri kanan juga sih. Lalu, kalau bisa, si anak jangan terlalu banyak gerak dulu. Tapi kalo anaknya kayak Fauzan, huh .. boro-boro mau diem ... seperti yang ibu tulis sebelumnya, udah lompat-lompat dan lari kesana sini.

Jangan lupa asupan makanannya, yang bergizi tinggi, supaya luka cepat pulih dan anaknya pun tetap semangat.

Kenapa harus pagi-pagi di khitannya ? Waduh, penjelasan medisnya ibu gak tau. Soalnya udah di tetapkan dari kliniknya. Dan yang ibu tau selama tinggal disini,  sejak dulu, beberapa klinik khitan memang mengharuskan datang pagi hari. Apa karena masih dingin, biar masih agak kebal ? hihihi, gak tau juga ya ... kan sebelumnya tetep di bius lokal.

Dan pas disunatnyapun, orang tua di larang menemani anaknya di dalam ruangan dokter. Jadi anaknya aja ditemani beberapa perawat dan tentunya dokter. Karena tenaga medisnya sudah terlatih, gak perlu waktu lama tuh. Fauzan aja cuma 20 menit udah selesai.

Menurut ibu sih, bagus kok ngga di temani orang tuanya, anak belajar mandiri. Anak-anak biasanya lebih manja kalau ada ortunya. Lagipula kalo ortunya gampang panik, pasti heboh ngeliat alat-alat buat sunat,  bisa-bisa dokternya ikutan geumpeur (bahasa indonesianya apa ya ..).

Trus kenapa Fauzan kok mau sendiri dikhitan tanpa paksaan ? Ceritanya gini, beberapa bulan sebelumnya itu, salah satu sepupunya (yang umurnya sebayaan) dikhitan. Kami ramai-ramai datang kesana. Seperti biasalah, kerabat yang lain langsung tanya, kapan Fauzan sunat. Di tanya gitu, Fauzan mah belum bisa jawab. Wong belum ngerti apa itu khitan.

Sepulang dari sana, ada obrolan dengan Fauzan.

Ibu, "Aa sunat ya, tuh sepupu yang lain udah, malu ih belum di sunat."

Fauzan, "di sunat itu sakit gak ?"

Ibu, "ngga, sunat itu kan cuma di bersihin aja, supaya Aa gak gatal-gatal lagi"

Fauzan, "iya ya bu, trus bentuknya juga jadi bagus ya, jadi kayak jamur"

Hahahaha ... ini sih karena dia pernah mandi bareng sepupunya yang lain yang udah disunat.

Trus bapaknya nimbrung obrolan,

Bapak, "sok lah Aa lingkarin sendiri di kalender, Aa mau sunat tanggal yang mana. Kalo Aa mau disunat, nanti dibeliin robot-robotan sama bapak"

Ngga tau alasannya apa kalau akhirnya dia melingkari tanggal 21 April 2010, di tulisin juga ama dia disitu : "Aa sunat"

Sebenernya sih Fauzan belum tau juga tentang kalender, tapi dia suka ngeliat Mbah-nya ngelingkarin kalender buat nandain kapan telur-telur ayamnya yang sedang di erami menetas. Jadi waktu disuruh ngelingkarin tanggal di kalender, cuma ikut-ikutan aja.

Sejak melingkari tanggal itu, kalau ada yang tanya kapan di sunat, dengan yakinya dia jawab, "21 April ! "

Sampai-sampai beberapa orang memastikan ke kami, apa bener Fauzan mau sunat tanggal segitu. Hehehe, ibu juga gak yakin. Tapi begitulah kejadiannya, Fauzan benar-benar di khitan tanggal 21 April 2023 sesuai keinginannya.

Yang pasti nih ya, jangan pernah katakan pada anak, kalau di khitan = di potong. Belum apa-apa pasti anak bakal takut. Dan memang kenyataannya ngga begitu kan ? Sempat kesel juga sih sama orang-orang yang ngomong ke Fauzan kalo sunat itu = di potong, sakit, de el el. Buru-buru aja ibu ralat, ibu pastikan lagi ke Fauzan, kalo sunat itu cuma di bersihin aja. Alhamdulillah dia lebih percaya omongan orang tuanya.

Bapak juga punya andil gede nih untuk urusan ini, kan sama-sama lelaki. Jadi neranginnya lebih enak karena sudah mengalami. Cerita yang asik-asik aja, bukan nakut-nakutin.

Yang perlu diperhatikan sebelum anak di khitan : (nyontek dari sini)

- Pasien dalam keadaan sakit (demam)
- Alergi dengan jenis obat tertentu
- Pernah  menderita hepatitis atau  menderita suatu penyakit (seperti hernia, epilepsy, dll)
- Memiliki history kelainan pembekuan darah (Hemofilia)
- Down Syndrome (lemah mental)
- Hiperaktif (Autis)
- Gemuk dan kondisi penis kecil dan pendek.
- Memiliki kelainan kelamin ( Terkena radang/infeksi, kuncup dan lubang kencingnya tidak normal, pernah dikhitan tapi belum sempurna).

Mudah-mudahan pengalaman ini bisa membantu ya ...

So, para orang tua, gak perlu panik & khawatir kalau anak laki-lakinya memang sudah siap di khitan. Dengan doa, niat baik, Insya Allah semua dimudahkan.

Tambahan

Ada yang kelupaan nih :
- Sebelum di khitan harus mandi (minimal membersihan kuncup dan lubang kencing dengan air hangat)
- Wajib sarapan
- Luka khitan jangan sampai kena air, jadi beberapa hari gak usah mandi dulu deh, cukup di lap aja
- Jika luka memang sudah benar-benar kering biasanya ada bekas kulit yang menghitam, untuk membersihkannya, sering-sering berendam di air  hangat yang sudah di campur dengan sedikit baby oil. Biasanya lebih mudah melepaskan kulit hitam itu. Tapi kalo masih susah, jangan dipaksain mengelupasnya ya .. perih atuh .. :)