Dia menegur dengan cara-Nya

hihihihi, jadi nyengir kuda baca komentar di postingan sebelumnya. Kok sampe ada yang mempresepsikan  bahwa puisi itu kesannya dimadu. Aduhh ... gubrakkk, semoga tidak pernah ada kejadian seperti itu di rumah tangga ibu & bapak.

Gak mungkin ibu cerita dengan jelas, karena menyangkut nama baik seseorang. Kemarin terjadi salah paham antara ibu dan orang itu, tentang uang. Ibu mempertanyakan hak ibu yang dipegang dia, ke atasannya. Nah, orang ini marah, katanya, kenapa tidak ditanyakan langsung padanya, kok ibu malah tanya ke atasan dia. Padahal ibu udah beberapa kali tanya sama dia, tapi dapat jawaban yang ngga jelas, hanya janji saja. Pun ke atasannya itu, ibu cuma tanya, sebenernya uang itu kemana, kok susah bener ibu mau ngambilnya. Sementara yang lain, yang dipegang sejawatnya udah bisa diambil.

Ibu merasa tersisih karena, yang mempertanyakan hak itu bukan cuma ibu, tapi yang lain juga. Hanya aja, yang lain cuma berani ngedumel di belakang. Ibu sendiri yang langsung berani tanya. Giliran ada masalah seperti ini, ibu hadapi sendiri. Yang lain, ya biasa deh .. pasang tampang manis pura-pura gak bermasalah.

Ibu gak bisa ngomong apa-apa lagi. Nunggu sampai tanggal yang dia janjikan.

Iya bener, ibu belum bisa ikhlas, karena akhirnya ibu jadi omongan .. :(

Tapi ternyata Allah menegur ibu dengan cara lain. Saat gundah, ibu berkunjung ke rumah seorang sahabat lama. Banyak cerita yang ibu dapat tentang keluarganya. Duh, ibu jadi malu. Apa yang ibu hadapi tidak seberapa dibanding masalah sahabat ibu itu.

Nikmat mana lagi yang engkau dustai.