TopMenu

Senin, 31 Oktober 2016

Kejuaran Renang Pertama yang Diikutinya

Kejuaraan renang pertama yang diikutinya - Sudah satu tahun ini, Fauzan ikut berlatih renang di gelanggang renang UPI Bandung. Seminggu hanya satu kali. Niat awalnya supaya dia bisa berenang saja, mengisi waktu untuk berkegiatan di luar ruangan, tidak melulu main game melalui gawai. Satu lagi alasan adalah hasil tes psikologi saat dia kelas 1 SD. Oleh psikolog disarankan untuk rutin berenang dengan memakai pelatih. Bukan sekedar bermain-main, karena konsentrasi dia yang mudah teralihkan. Dengan berenang yang memakai pelatih, diharapkan bisa lebih baik lagi konsentrasinya. Sejak kelas 1 SD sudah cari informasi di mana bisa latihan berenang, tapi baru kelas 5 dia mulai berlatih. Kemana aja ya ... :D

Dengan latihan yang hanya satu minggu sekali, sampai saat ini dia baru bisa gaya dada. Gaya bebas masih belum sempurna. Beberapa minggu yang lalu, pelatih menyarankan anak didiknya untuk ikut kejuaraan renang antar pelajar yang diselenggarakan di kolam renang UPI juga. Awalnya Fauzan ragu, bilang ngga siap. Saya tahu, ini anak memang suka ngga percaya diri. Ibu Bapaknya dan orang-orang terdekat harus maju buat ngomporin. Saya sudah bisik-bisik ke Kakek, Nenek, juga keluarga yang lain untuk memberi semangat. Alhamdulillah akhirnya dia mau.

Karena kolam renang akan di pakai kegiatan Peparnas XV, untuk sementara latihan libur. Dan baru dimulai lagi Senin kemarin. Itupun pelatihnya memberi kabar baru hari Minggu. Dari hari Senin sampai Kamis harus latihan yang dimulai pukul 2 siang. Sementara dia baru pulang sekolah pukul 1. Hari Selasa sampai Kamis ada pamantapan di sekolah sampai pukul 3. Mau ngga mau, saya minta ijin ke wali kelasnya untuk minggu ini tidak bisa ikut pemantapan dan pulang lebih awal.
Pulang sekolah langsung makan dan bersiap-siap. Lalu naik angkot kurang lebih setengah jam menuju kolam renang bersama saya. Dan untuk menuju gelanggang renangnya itu, kami harus berjalan kaki kurang lebih satu kilometer, ditemani hujan yang selalu datang setiap hari. Pulang latihan pukul 4 sore, sampe rumah istirahat sebentar, lanjut mengerjakan PR. Setelah itu saya ijinkan dia nonton TV atau main game sebentar aja. Pukul 9 tidur, pukul 5 pagi saya bangunkan. Siap-siap sekolah sampai siang. Latihan lagi. Begitu terus selama empat hari. Dengan rutinitas yang jauh berbeda dengan sebelumnya, sama sekali dia tidak mengeluh.

Malah ada satu drama yang membuat saya ikut berkaca-kaca. Hari Selasa, kami sudah bersiap-siap untuk berangkat latihan. Ada kabar dari suami bahwa sudah tidak bisa ikut lomba karena satu hal. Jadi pelatih renang membatalkan latihan untuk hari itu. Reaksi Fauzan adalah, masuk kamar, membanting tas yang dibawanya, lalu menangis sesenggukan. Hiks, dia sangat kecewa. Saya biarkan dia menangis sepuasnya,"Ya udah Aa nangis aja, ngga apa-apa kok. Habis nangis, nanti baru Aa ngomong. Wajar kok kalau Aa kecewa, tapi ngga boleh patah semangat ya." Saya hanya bisa memeluknya sambil memberi semangat. Lalu saya ajak dia jalan-jalan ke kota, boleh memakai tabungannya untuk membeli mainan lego yang dia suka dan diajak makan di Hokben. Manjur nih obatnya, dia kirim pesan lewat WA ke Bapaknya yang sedang kerja kalau hatinya sudah sedikit tenang. Bapaknya cuma jawab, ini sih karena mainan dan Hokben. Hihihih ...

Alhamdulillah, sore hari dapat kabar lagi kalau jadi ikut lomba. Rabu dan Kamis mulai latihan lagi seperti hari Senin.



Jumat, 28 Oktober 2016, hari yang dinantipun tiba. Fauzan terpaksa ijin tidak masuk sekolah. Karena diharapkan sudah datang di lokasi acara pukul 9 pagi. Kaget banget sewaktu sampai di tempat. Seluruh selasar gelanggang renang penuh oleh mereka yang menggelar tikar. Keluarga peserta yang mengantar terlihat beristirahat di sana. Banyak yang datang dari luar kota, judulnya aja se Jawa Barat. Ngga tau tuh mereka datang pukul berapa. Atau mungkin mereka menginap di sana. Entahlah. Karena dengan jumlah peserta yang banyak sekali, kita tidak tahu pasti pukul berapa tepatnya berlomba. Walau ada buku acara, tapi hanya berisi data peserta dan kelompok lomba yang diikuti.

Selama ini kan melihat lomba renang itu hanya di televisi dan biasanya kejuaran tingkat nasional atau internasional seperti PON. Jadi saya tahunya hanya lomba renang dengan gaya bebas, gaya dada, gaya punggung atau gaya kupu-kupu. Nah, di buku acara ini ada yang bikin saya bingung, ada lomba dengan bebas gaya untuk anak TK dan anak SD kelas 1 atau kelas 2. Iya bener, bebas gaya, BUKAN gaya bebas. Jadi di waktu bersamaan, biasanya ada 8 peserta di 8 lintasan kan, mereka itu berlomba dengan bebas gaya yang mereka bisa. Ada yang gaya bebas, gaya punggung, gaya dada. Hihihi, lucu liatnya. Yang penting melatih rasa percaya diri & semangat berlomba. Meski ada juga yang kelelahan di tengah pertandingan, ada yang nangis sebelum mulai.


Ini juga untuk anak-anak TK. Lombanya pakai pelampung. Ada yang sambil lirik kiri kanan. Bisa sambil ngerumpi dengan yang di sebelah nih, hehehe.



Lelaki kecil saya. Berlomba di tengah hujan pada pukul 4 sore. Ibunya hanya melihat dari bangku penonton sambil berdebar-debar. Bayangin aja, dia baru belajar melompat dari start block itu sehari sebelumnya dan saat latihan dia bilang takut karena tinggi. Sempat tidak mau melompat. Gimana coba kalau pas peluit ditiup tanda start dimulai lalu dia merasa takut dan malah mogok ? Kasihan kan kalau diketawain penonton. Duh, mules deh perut Ibunya ngebayangin itu.

Tapi ternyata, Alhamdulillah dia mau melompat dan percaya diri melaju sampai garis finish. Fiuhhh, legaaaa. Kalimat pertama kali yang saya tanyakan ketika selesai berlomba adalah,"Aa seneng ?". Baru melihat wajahnya yang berseri-seri, sudah pasti saya tahu jawabnya.

Pelatihnyapun kaget, karena jika melihat selama latihan, pelatih sama sekali ngga berharap banyak. Mau lompat dan sampai finish di urutan terakhir aja sudah syukur. Kenyataannya dia ada di urutan 6 dari 8 perserta di acara 37 seri 4. Entah jika dibandingkan dari seluruh peserta gaya dada 50 meter kelompok C (kelas 5 & 6 SD). Banyak banget pesertanya. Dan kami belum mencari tahu tentang ini. Karena dari awal, ngga ada tujuan apa-apa selain menumbuhkan rasa percaya diri.

Buat saya dan Bapaknya, ini sudah prestasi untuk ukuran dia yang suka ragu untuk tampil. Dia memang belum menjadi juara, tapi dia adalah pemenang buat kami. Semangat dia untuk menjalani prosesnya itu lho. Dengan latihan yang lebih dari biasanya, bolak balik naik angkot hujan-hujanan, masih harus mengerjakan tugas sekolah, tapi dia tidak mengeluh sama sekali.

Dan tahu ngga sih, dia itu ternyata sakit kepala pas lomba dimulai. Masuk angin kayaknya karena seharian menunggu dan hujan lebat. Saya baru tahu setelah lomba selesai karena dia ngga bilang sebelumnya. Langsung tepar aja habis ganti baju. Tapi keren Aa, memang harus begitu. Harus semangat dan pantang menyerah ya. Eh tapi nanti lagi mah harus bilang dari awal ya kalau sakit, biar bisa diobatin dulu.

Ini kejuaraan renang pertama yang dia ikuti. Banyak pengalaman yang kami dapat. Semoga pengalaman ini bisa jadi pemacu Fauzan untuk terus semangat menggapai mimpi, di bidang apapun selama itu baik dan benar. Bisa menambah rasa percaya dirinya, ini yang paling utama.

Buat Aa, Ibu & Bapak bangga padamu, Nak.

16 komentar :

  1. Noorma Fitriana M. ZainMinggu, 30 Oktober, 2016

    Kursus renang brp si mbak biayanya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau klub renang beneran sih ngga tau ya. Fauzan bukan di klub renang, bayarnya per kedatangan aja. Mungkin beda2 biayanya di tiap daerah.

      Hapus
  2. Hebat Aa Fauzan.... Berani maju, mengalahkan rasa takut. Makin rajin latihan ya Aa, salam tuk Bunda Dey, Bapak dan mbah Kung

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih Bude Prih, jadi pengen ikut lomba lagi.
      Salam kembali dari mereka katanya.

      Hapus
  3. Aaah, aku terharu Teh. :)))
    Aa Fauzan keren. Semangat terus latihan renangnya.

    BalasHapus
  4. jadi ingat waktu pertama ketemu Fauzan yang nggak bisa diam, bergerak terus..
    rupanya renang ini bisa memperbaiki konsentrasi ..
    hebat deh Fauzan sudah berani ikut kompetisi
    semangat terus latihannya ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya itu Mbak, ngga bisa diam karena dia memang fokusnya mudah teralihkan. Ngerjain sesuatu suka ngga tuntas.
      Renang & hiking bisa jadi terapi kalau kata psikolognya.

      Hapus
  5. saya juga selalu deg- deg an kalau lihat adek main di kejuaraan. menang kalah itu nanti, yang penting usaha maksimal. :)
    semoga suksees terus.. makin semangat latihan ya, Aa Fauzan. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Adiknya rajin ikut kejuaraan ya ? Sukses juga ya ..

      Hapus
  6. Keren banget Aa... Besok ikutlomba lagi yaaa. Thifa (6th) masih belum berani renang nih, kalo ke kolam renang cuma maen air doang -.-

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ayo Adek Thifa latihan renang sama Aa Fauzan. Nanti bisa ikut lomba yang pakai pelampung itu.

      Hapus
  7. aih heubat aa Fauzan...

    BalasHapus
  8. Ah ... Aa Fauzan ini ...
    Menang kalah itu sama sekali bukan tujuan
    Yang penting proses dalam menghadapinya ...

    Aa ... inget Aa juga suka Pantomim kan ? Ayo latihan supaya bisa tampil lagih ... :)

    Salam saya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul Om, itu yang saya bilang ke Fauzan. Pokoknya coba dulu aja.

      Belum ada kesempatan untuk pantomim lagi Om, tapi kalo di rumah masih suka iseng2 bergaya pantomim.

      Nuhun dukungannya, Om.

      Hapus