Re-post : Berubah

Re-post, catatan di Facebook, lalu di tulis ulang di blog tanggal 12 Agustus 2010. Sekarang tulis ulang lagi. Suka aja sih baca tulisan ini, sedikit curcol :). Makanya pakai kata 'saya', bukan 'ibu'. Dan sedikit di edit kalimatnya.

Kok sekarang berubah ya, beda dengan yang dulu. Sering sekali mendengar komentar ini dari teman-teman lama sejak bertemu lagi lewat jejaring sosial Facebook. Apanya yang berubah ya, sementara saya sendiri merasa dari dulu saya masih seperti ini.

Fisik ? Kalau ini jawabannya memang iya. Teman-teman lama pasti ingat seperti apa fisik saya dahulu. Tahu gajah kan ? Nah, kalau sampai sempat di juluki gajah bengkak, pasti terbayang dong saya dulu sebesar apa (hahaha, buka aib sendiri). Sekarang memang berubah jauh. Ada satu dua teman lama yang pernah bertemu langsung, sempat tidak mengenali saya. Begitu jauhkah perbedaan bentuk fisik saya dulu dan sekarang ?

Sifat ? Katanya, saya yang sekarang lebih ramai, lebih heboh, lebih berani mengungkapkan perasaan apapun itu, lebih cerewet, lebih terbuka.  Sampai ada yang bilang, kalau tahu aslinya seperti ini, kan bisa dipacarin dari dulu, ah... sayapun tersipu, hehehe.

Tentang sifat, hmmm .. dulu (mungkin) saya belum merasa nyaman untuk menjadi diri saya sendiri (untuk tidak dikatakan minder). Belum bisa memaknai dengan baik arti kata bersyukur. Meski sampai saat saya menulis inipun, saya masih terus berproses untuk bisa menjadi diri yang selalu bersyukur.

Makin puitis ? Ini bukan berubah, tapi memang baru pada tahu. Sejak SD sudah suka menulis kok, saya masih menyimpan rapih buku harian saya sejak masih SD sampai sekarang. Selain isinya tentang kejadian yang saya alami, juga ada beberapa kata puitis. Sekarang jauh lebih mudah mempublikasikan tulisan, semua bisa menulis, semua bisa berbagi tulisan. Ada blog atau lewat FB . Ini yang membedakan. Dulu kan harus ke majalah atau koran, belum lagi harus diketik, lewat pos, makin ribetlah urusannya. Iya kalau tulisan kita layak dimuat, kalau tidak kan cuma jadi penghuni tong sampah saja.

Tapi, menurut saya, perubahan itu perlu. Sepanjang perubahan itu menjadikan kita lebih baik. Dan yang bisa menilai perubahan itu baik atau buruk, yang pastinya orang lain. Mudah-mudahan perubahan saya ini punya nilai lebih dimata teman-teman dan tidak menjadikan saya takabur.  Amin ...