Olah raga, olah mata, olah jiwa

Dulu selalu malas untuk melangkah, menggerakkan badan. Padahal setiap dokter yang ibu kunjungi, selalu menyarankan ibu berolah raga. Cukup jalan kaki, karena memang ibu tidak boleh olah raga yang berat-berat. Beberapa bulan ini, ibu selalu merasakan dada sesak dan sakit kalau kecapean sedikit aja. Duh, takutnya sakit jantung. Kan tensi ibu selalu tinggi. 

Tapi kata bapak, itu sih karena ibu jarang bergerak aja. Memang sih di rumah ada asisten, meski tidak menginap, tapi semua pekerjaan rumah dia yang tangani. Paling ibu cuma belanja aja, memasak kadang-kadang kalau mau.

Riweuhnya ibu cuma pagi hari menjelang bapak berangkat kerja & Fauzan mau sekolah. Setelah mereka berdua pergi, kegiatan ibu banyak duduknya. Banyaknya sih depan laptop atau gunting-gunting kertas bikin sesuatu. Agak siang sedikit jemput Fauzan sekolah naik angkot. Pulangnya baru deh jalan kaki.

Akhirnya, mulai membiasakan jalan kaki setiap hari Minggu. Sudah 3 kali hari Minggu selama sebulan ini, kami membiasakan jalan pagi ke arah perkebunan teh Sukawana. Jalannya bener-bener santai. Berangkat dari rumah jam 7 pagi, sampai rumah bisa jam 10 siang. Padahal jaraknya hanya sekitar 2 km. Pulang pergi bisa 4 km.

Hasilnya, ada perubahan dalam diri ibu. Ngga gampang masuk angin, dada yang sakit mulai berkurang. 

Seperti minggu lalu, hari sabtu ibu pergi ke kota sampe sore, hari Minggu pagi ke Cikarang (Bekasi) pulang pergi, hari Seninnya ke rumah kakak di kota, hari Selasa pulang ke Parongpong, hari Rabu ada tamu sampai hari ini. Meski ibu gak masak buat tamu, tapi kan tetap harus kesana-sini buat belanja atau sekedar cuci piring setelah makan siang & makan malam (asisten cuma dari pagi sampai jam 11 siang aja). Kurang tidur pula.

Biasanya, kalau dalam kondisi seperti itu, ibu pasti tumbang. Masuk angin dan tensi naik. Alhamdulillah, sekarang ibu sehat. Daya tahan ibu keliatan membaik. Mudah-mudahan ibu sehat terus. Cape kalau harus terus-terusan minum obat. Ngga ada kata terlambat untuk memulai hidup lebih baik kan ?

Walau tiap minggu jalan ke arah yang sama, kami tidak pernah bosan menikmati pemandangan yang ada. Padahal yang di lihat itu-itu aja. Hamparan kebun teh, embun di ujung rumput liar, ilalang, gunung Burangrang, gunung Tangkuban Perahu, kuda yang berkeliaran, hutan pinus, langit biru dan awan putih, kebun sayuran. 

Terkadang, saat melewati kebun sayuran, udara yang kita hirup sedikit membuat menutup hidung. Apalagi saat kebun-kebun itu sedang di beri pupuk kandang. Atau saat melewati jajaran kandang kuda, aromanya itu lho .... hehehehe. Tapi gak akan bikin kapok deh ...

 

Lihat foto-fotonya aja yuk ... 

 Tentang sebuah mimpi

 Gunung Tangkuban Parahu,

bentuk awannya indah ya ...

 Gunung Burangrang di lihat dari perkebunan

 

 Pemandangan dari atas bukit ke arah selatan, 

kota Bandung keliatan lho ..

 

 berangkat ... :-)

  

 Menghirup udara pegunungan yang segar diantara hamparan pohon teh, sambil melihat gunung-gunung di sekeliling. Huahhh, nikmat tak terhingga. 

 Diantara hutan pinus dan ilalang

 Istirahat dulu sebelum pulang

Fauzan juga seneng-seneng aja di ajak jalan, dengan syarat dibolehin nonton film kartun sebelum berangkat. Di jalan juga jarang mengeluh cape. Di ajak lewat jalan yang menanjak, malah lari-lari. Ibu yang ngos-ngosan, selalu ketinggalan di belakang. Ibu gak mau maksain diri, kalau mulai merasa cape, berhenti dulu.

Ayo siapa yang mau ikut jalan-jalan ke kebun teh, terus lanjut makan di hutan pinus sambil melihat pemandangan dari atas bukit ? Rencananya tanggal 3 Juni, Mama Olive & keluarga, Bang Aswi & keluarga mau olah raga, olah mata dan olah jiwa disini. *halah .. istilahnya .... :-D