TopMenu

Senin, 20 Februari 2012

Hadiah Istimewa Untuk Budhe

Langkah kaki kami terus bergerak ke arah utara, meski hujan rintik-rintik membasahi tubuh kami yang hanya ditutupi oleh selembar daun pisang. Jalan tanah yang kami laluipun semakin becek  Tapi semua itu tak menghalangi kami, aku dan  Budhe untuk terus berjalan.

Budhe hampir saja terjatuh saat meloncati sebuah genangan kecil, untung saja aku sigap memegangi tangannya.
“Mau dibawa kemana aku ini nduk, apa yang ingin kau perlihatkan padaku ?” Budhe sedikit mengeluh.
"Sabar ya Budhe, sebentar lagi juga sampai." jawabku menenangkan.
Ah, sebenarnya akupun tak yakin, apakah sesuatu yang akan aku perlihatkan kepada Budhe itu akan muncul atau tidak. Aku hanya ingin memberikan sesuatu yang istimewa untuk Budhe, untuk semua kemurahan hatinya menjagaku selama ini. Ya, sejak aku pindah ke kota ini karena pekerjaan, aku tinggal bersama Budhe yang memang tidak mempunyai keturunan, sehingga dia menganggap aku bukan lagi sebagai keponakan, tapi seperti anaknya sendiri.

Setelah melalui beberapa kelokan, akhirnya kami sampai disuatu bukit. Ada tanah lapang di atasnya, sehingga kami bisa bebas memandang alam disekitarnya. Hujanpun sudah mulai berhenti.

"Bude, sudah sampai, kita duduk disini ya .." kataku sambil menggelar tikar yang memang sudah aku persiapkan. 

Duh Ya Allah, hanya kuasa-Mu sesuatu itu bisa aku perlihatkan pada Budhe.

"Budhe, lihat itu, di langit di arah Barat !" teriakku pada Budhe yang masih mengusap-usap kakinya yang mungkin kecapean.
Budhe lalu mengalihkan perhatiannya ke arah Barat, beliau pun takjub, dan tak henti mengucap nama Allah.

Ada banyak warna-warni di langit yang membentuk lengkungan indah. Pelangi .. ya pelangi. 
Ku peluk Budhe, "Terima kasih untuk semuanya ya Budhe. Buatku, Budhe adalah pelangi, banyak memberi warna dalam kehidupanku. Hanya ini yang bisa aku berikan sebagai hadiah istimewa untuk Budhe"

"Terima kasih juga ya Nduk, kamu juga sudah memberi warna pada Budhe. Sejak kamu tinggal bersamaku, hidup Budhe-pun seperti pelangi itu. Penuh warna .." 

Dan tahukah kalian, di sana, dilangit, ada dua pelangi. Seperti kami, dua pelangi yang saling  memberi arti. Subhanallah ...

 Artikel  ini dikutsertakan dalam Kontes Menulis Cerita Mini

Buat Budhe Ipung, selamat bertambah umur, semoga segala kebaikan selalu menyertai. Tetap bersama mendampingi Pakdhe
Dan ini benar-benar hadiah istimewa untuk Budhe, karena saya belum pernah sekalipun menulis cerita fiksi. Ini untuk pertama kalinya saya menulis cerita di blog... :)

Makasih juga buat Pakdhe ..

CATATAN :
Stttt .. ternyata telat daftarnya .. mulai nulis jam 9.30 wib, padahal udah bolak balik ngeliatin jam, lha kok keenakan nulis .. hahaha. Gpp deh, yang penting, akhirnya ibu bisa menulis fiksi, walau jauh dari kualitas bagus. Semangat ah ... !

22 komentar :

  1. Subhanaalah pelanginya bagus bun

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya, pas depan rumah banget munculnya ..

      Hapus
  2. keren nih...tp msh sempat ikut ga bu ???

    BalasHapus
  3. Wah saya telat nih;)

    Iya pelangine bagus..

    BalasHapus
  4. itu pelanginya kok keren? Kemarin sya moto pelangi tapi tak sebagus itu :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. keren dong, siapa dulu yg motretnya .. qiqiqi

      itu pelangi saat senja, motretnya pake flash. Sebelumnya gak pake flash, malah jelek hasilnya, pelanginya buram.

      Hapus
  5. huwaa...pelanginya cantik bgt Teh...
    Oh? telat didaftarin toh? pdhl ceritanya keren :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. wios telat oge, masihan kesempatan kanggo Orin .. hehe

      Hapus
  6. klo kanaya liat gambar pelangi ini dia pasti langsung minta dinyanyiin lagu pelangi

    BalasHapus
    Balasan
    1. ya udah, Kanaya liatin foto ini, siap2 nyanyi ya ..

      Hapus
  7. saya juga suka liat pelangi tuh bu...cantik...sukses kontesnya bu dey...

    BalasHapus
    Balasan
    1. pelangi memang indah ya ...

      Hapus
  8. Ummi Nabil & NadiaSenin, 20 Februari, 2012

    udah lama ga liat pelangi

    BalasHapus
    Balasan
    1. ini juga pelangi beberapa minggu yg lalu kok ..

      Hapus
  9. Teteh.....huhuhu, ceritanya bikin aku terharu meski hanya fiksi^_^

    BalasHapus
    Balasan
    1. ikutan terharu juga deh .. hehe. Nuhun nyak ..

      Hapus
  10. Kan capek Budhe kalau diajak naik bukit tuh Bu dey

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bukitnya ngga jauh kok ... yg kebayang bukit deket rumah sini .. hehe

      Hapus
  11. Allisa Yustica KronesRabu, 22 Februari, 2012

    Itu fotonya hasil jepretan teh Dey sendiri? Wow...bagus banget teh!

    BalasHapus
    Balasan
    1. kebetulan aja bisa bagus, pake kamera saku biasa kok, itupun beberapa kali motret.

      Hapus